Aku terlahir dari seorang ibu yang bernama DARMILUS, ayahku bernama YULIPIA.... ayah adalah seorang petani kopi,,, ayah bertani semenjak kecil, ayah dan ibu tidak menyelesaika pendidikan.. karena dulunya ayah dan ibuku tidak memiliki biaya untuk itu.
Aku dilahirkan pada hari minggu, 25 September 1988. Aku diberi nama MERI YULIANTO oleh ayah... semenjak kecil Aku dan kakakku yang bernama WILA YULIDAR telah terbiasa ditinggal, karena ayah dan ibu harus pergi ke kebun yang kira-kira 3 jam perjalanan dengan mobil dan ditambah 2 jam jalan kaki. aku dan kakak tinggal bersama Nenek. ayah dan ibu pulang satu minggu dalam satu bulan.
Aku juga punya adik perempuan namanya VISKA TRIVINIA. kami tiga bersaudara, kami tinggal di BELUI, sebuah desa yang berada di Kecamatan Depati VII, Kabupaten kerinci, Provinsi Jambi. kami menuntut ilmu seperti teman-teman yang lain, aku selalu ingat pesan ayah "MESKI AYAH HANYA SEORANG PETANI, TAPI ANAK AYAH HARUS SAMA DENGAN ANAK-ANAK YANG LAIN" aku dan kakak adalah siswa di SMA Negeri 1 Sungai penuh yang merupakan SMA favorit di kabupaten KERINCI, dan adikku murid SD Negeri 63/III Belui.
2006, saat aku menyelesaikan sekolahku di SMA Negeri 1 sungai penuh, aku mendapatkan surat undangan untuk kuliah di Universitas Bung Hatta Padang Sumatera Barat dengan jurusan TEKNIK ARSITEKTUR. namun saat kuperlihatkan surat itu kepada ayah, ayah sedikitpun tidak memberikan tanggapan, tidak tau mengapa ayah terdiam. aku bingung dan menundukkan kepala, lalu aku bertanya "Kenapa yah? Ayah tidak suka?" ayah tetap saja terdiam, kuarahkan mataku dan menatap ayah, seketika mata ayah berlinang, ayah berkata "Ayah bangga punya anak sepertimu, namun ayah minta maaf, karena ayah tidak bisa menuruti kehendakmu untuk kuliah diluar kota, ayah tidak punya biayanya", dengan rasa sedih dihatiku, kucoba layangkan senyum sambil memeluk ayah dan kukatakan "yah,, ini cuman sekedar undangan, anggap saja ini adalah bukti bahwa anak ayah juga pantas untuk kuliah diluar daerah seperti anak-anak yang lain". ayahpun memelukku.
Semenjak saat itu, takpernah kubicarakan lagi masalah kuliah didepan ayah, hingga akhirnya tidak adalagi penerimaan disetiap Universitas. aku yang sangat menyenangi pekerjaan yang berhubungan dengan gambar, berharap nanti bisa menjadi seorang arsitek sudah tinggal harapan saja.
Dalam keadaanku yang sangat membingungkan, kucoba mencari tempat les komputer yang kuharap bisa menjadi modal untuk membuka usaha kecil-kecilan. akhirnya kuputuskan untuk menjalani pendidikan di LP3N yang masih di kabupaten kerinci, namanya profesi komputer, yang lama pendidikannya 1 tahun, ayahpun setuju.
Disana, akubelajar berbagai hal tentang komputer, mulai dari merakit, install sampai kukuasai beberapa program. namun aku sering telat membayar uang SPP, karena pada saat itu harga kopi hanya cukup untuk biaya hidup kami. karena malu, akhirnya setelah 7 bulan disana akuputuskan untuk berangkat ke tempat kakak sepupuku di Jawa Barat.
Nama kakak sepupuku adalah PIRMAN IRAWAN, ia adalah anak dari kakak ibuku. bekerja sebagai TNI di Batalyon 323 raider kostrad banjar jawa barat. disana aku mengikuti tes penerimaan Tamtama TNI, setelah berkas untuk tes siap, akupun berangkat ke Garut. Aku mendaftarkan diri di Korem Garut, namun aku ditolak karena tinggi badanku yang hanya 162cm. aku kembali ke rumah dan kuceritak ke kakak sepupuku, ia berkata "kamu harus tetap olahraga dan latihan, mudah mudahan penerimaan TNI berikutnya tinggibadanmu sudah mencukupi".
Berbagai macam obat telah ku konsumsi termasuk terapi. namun tinggi badanku tidak juga bertambah. 11 bulan sudah aku berada di bandung, aku temenung memikirkan masadepanku, didalam hatiku berkata " teman-teman sekolahku sudah kuliah semester 3, sedangkan aku belum apa-apa".
Rasa bingung kembali menyiksaku, tidak tau harus bagaimana. tiba-tiba ada telepon dati ayah, didalam pembicaraan itu ayah meminta aku untuk pulang, ayah ingin aku kuliah di Akademi Keperawatan Bina Insani Sakti Kerinci. Namun ayah memberikan 1 syarat kepadaku yaitu ayah hanya mencari biaya untuk kuliahnya saja dan untuk biaya harian (ongkos,makan dll) aku harus cari sendiri. tampa berpikir panjang aku lansung menyetujuinya.
Aku pulang dari Jawa, beberapa bulan menjelang terbukanya pendaftaran di Akper aku mempersiapkan alat-alat untuk membuka usaha kecil-kecilan dirumah. aku memilih untuk membuka cetak foto dari Hp,kamera digital dan service Hp yang juga sempat kupelajari dari teman kakak sepupuku sewaktu di Jawa, namanya BAMBANG ANIS SETIAWAN, ia adalah pelatih Karate di Batalyon kakak sepupuku. Alhamdulillah, awal terbukanya usahaku ini aku mendapatkan hasil yang lumayan.
Juli 2008 aku mengikuti tes di Akper, dan aku diterima. Dengan tekad yang sangat kuat, mengingat orangtua yang begitu sulit mencari biaya kuliahku akhirnya aku mendapatkan Beasiswa PPA (Prestasi Penunjang Akademik) sebesar 3,6jt. beasiswa ini kuserahakan untuk melunasi uang pembangunan yang sebelumnya baru dibayar 1/2 oleh ayah.
Di Akper aku bertemu dengan seorang dosen yang sangat baik, namanya YEFRIZAL, S.Kep, MKes. aku sering memanggilnya pak yef, beliau sangat baik terhadapku, terkadang beliau memberikan pekerjaan kepadaku seperti pembuatan IDcard. dalam 1 kali pembuatan IDcard untuk 120 org mahasiswa aku mendapatkan upah 1,6juta, dan itu tetap kuberikan ke kampus sebagai tambahan biaya kuliah. namun itu hanya dapat kukerjakan 2 kali penerimaan mahasiswa baru, karena beliau yang dulunya PUDIR 3 bagian Kemahasiswaan telah Menjadi Pudir 1 bagian Akademik. beliau terkadang juga memberikan jaminan kepada bendahara kampus Akper jika aku harus telat membayar uang praktek.
2011 aku lulus dari Akper, aku ditawarkan pekerjaan di akper tersebut sebagai teknisi labor komputer, namun aku harus melanjutkan kuliah ke S1 keperawatan yang ada di Padang Sumatera Barat dengan biaya sendiri. aku menyetujuinya, berharap aku bisa memperoleh gaji yang bisa menjadi tambahan biayaku di Padang nanti dan saat kuceritakan kepada ayah, ayahpun menyetujuinya.
Aku berangkat ke Padang, kudaftarkan diri untuk melanjutkan kuliah ke S1 keperawatan di STIKES INDONESIA PADANG. 2 bln sudah kujalani masa perkuliahan, namun panggilan dari Akper yang menawarkan pekerjaan belum juga datang. kuberanikan diri untuk menghubungi kampus Akper tersebut, ternyata di Akper sedang dalam proses Akreditasi dan yang dibutuhkan adalah tamatan S1 Komputer.
Kuceritakan semua ini kepada ayah. ayahpun kecewa, karena ayah kembali takut tidak bisa membiayai kuliahku yang jauh lebih besar dibandingkan dengan kuliahku selama di akper. ayah memintaku untuk mencari pekerjaan sambil kuliah di Padang karena kuliahku hanya pada hari Jum'at, Sabtu dan Minggu.
Lebaran haji 2011, aku pulang dari Padang ingin berkumpul dengan keluarga. aku pulang lebih dulu sebelum ayah yang keesokan harinya pulang dari kebun bersama ibu. aku pulang diam-diam tampa memberi tahu ibu dan ayah berharap memberi kejutan kepada mereka. tapi saat ayah turun dari mobil tumpangannya ayah terlihar sakit, tubuh ayah gemetar kedinginan. lansung saja kubawa ayah kekamar, kuberi obat sambil kuukur tekanan darah ayah, saat itu tekanan darah ayah normal.
Kondisi ayah semakin memburuk, perut ayah membengkak. dengan uang yang pas-pasan dan bantuan dari keluarga kubawa ayah ke dokter praktek. aku meneteskan airmata, karena pada saat itu ayah telah di diagnosa sirosis hepatis. kamipun pulang, dirumah kuceritakan bahwa ayah terkena sirosis hepatis, ayah harus istirahat. ibu, kakak, adik dan kakak iparku tidak tau apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang dimaksud dengan sirosis itu.
Ayah menyuruhku untuk berangkat ke Padang mengikuti perkuliahan, karena pada saat itu aku dalam masa ujian. aku menolak, namun ayah tidak ingin aku berhenti kuliah. aku berangkat ke Padang. selesai ujian kamipun belajar tentang sirosis hepatis, penyakit yang sedang diderita oleh ayah. akupun terdiam setelah salah seorang dosen mengatakan bahwa tanda-tanda gangguan hati akan muncul jika fungsi hati tinggal 20% dan satu-satunya jalan untuk mengobati pasien dengan srosis adalah dengan cangkok hati yang membutuhkan biaya sangat mahal, airmataku menetes memikirkan keadaan ayah.
Adikku menelepon, ia mengatakan bahwa ibu telah berangkat kekebun sendirian, karena saat itu tidak ada lagi uang untuk beli obat ayah dan biaya sehari-hari. aku sungguh tidak menyangka bahwa ibu berani sendirian di kebun, akupun pulang yang kebetulan libur natal dan tahun baru.
Sesampai dirumah, kulihat kondisi ayah sudah agak membaik hingga kuputuskan untuk menyusul Ibu di kebun. 1 minggu aku menemani ibu di kebun memetik kopi, akhirnya kami pulang untuk membeli obat ayah dan lansung pulang ke rumah. tapi ternyata kondisi ayah sangat buruk. aku menangis, ayah minta dibawa berobat ke padang sedangkan kami hanya membawa uang 600rb dari hasil kebun. kuputuskan untuk membawa ayah ke RSU Mayjen H.A Thalib Kerinci dengan kartu Askes yang baru kami minta.
Dirumah sakit, ayah di diagnosa sirosis oleh salah seorang dokter spesialis penyakit dalam dan ayah diminta untuk rawat jalan saja. kami bertanya mengapa dengan kondisi separah ini kami diminta untuk rawat jalan. Salah seorang perawat yang mengetahui bahwa aku adalah seorang perawat bercerita, dia mengatakan pengalamannya selama bekerja di RS, pasien dengan sirosis hepatis tidak akan bertahan lama dan akan sia-sia jika dibawa ke Padang karena akan memperburuk keadaan ayah. setelah itu Kepala ruangan Interne juga mengatakan hal yang sama dan mengatakan butuh dana yang banyak untuk cangkok hati dan itu di luar negeri.
Sesaat setelah itu aku kembali ke Ruangan tempat dimana ayah dirawat, kucium dan kupeluk ayah, tampa sedikitpun airmata yang menetes dipipiku karena aku tak ingin ayah bersedih.
Aku sudah taksanggup menahan ini sendirian, kuceritakan semua tentang penyakit yang ayah alami kepada keluarga terdekat selain ibu dan adikku yang kuanggap belum siap untuk menerima semua ini. kami semua menangis, namun dihatiku berkata bahwa semunya hanya tuhanlah yang tau.
Saat kuajak ayah pulang dari rumah sakit, ayah menangis dan berkata "mungkin dokter sudah taksanggup lagi mengobati ayah". aku tertunduk sambil menahan airmataku dan aku menjawab "tidak ayah, ayah akan lebih aman dirumah, karena di rumah sakit terlalu banyak penykit yang mudah menular ke tubuh ayah" ayah hanya terdiam.
Beberapa hari dirumah, kondisi ayah tampak membaik, dibantu dengan pengobatan herbal dan obat dari dokter. 1 minggu sudah ayah kurawat dirumah, kami yang selalu tidur berdekatan Ayah, Ibu dan aku. tiba-tiba saja ibu membangunkanku yang tertidur karena semalaman menemani ayah meminta aku untuk mengukur tekanan darah ayah karena kondisi badan ayah yang digin, aku sungguh terkejut, tekanan darah ayah yang biasanya 120/80 MmHg saat itu turun menjadi 90/p MmHg.
Adzan Dzuhur berkumadang, segera kuambil wudhu dan shalat. selesai shalat kupanjatkan do'a kepada Allah swt "ya allah, jika memang engkau menghendaki ayah hamba untuk kembali kepadamu, maka hamba merelakannya ya allah. hamba tidak tega melihat ayah hamba menderita. dan jika belum ya allah, maka tunjukkan hamba jalan".
selesai shalat aku kembali duduk disamping ayah dan mengukur tekanan darah ayah, saat itu tekanan darah ayah telah turun menjadi 80, dan 15 menit kemudian turun menjadi 70, Ibu yang menangis disampingku sempat ditedur oleh ayah "tidak usah menangis, tidak apa-apa". aku bertanya kepada ayah "yah, apa yang sakit?" ayah menjawab "tidak terasa sakit nak, cuman sedikit gatal di kerongkongan", aku menanyakan kembali "perut ayah sakit "tadinya sakit, tapi sekarang tidak lagi".
Saat itu airmataku menetes, kucium ayah, dan kuajarkan untuk mengucapak kalimat sahadat "ashaduallailahaillallah" berulangkali dan ayahpun mengikutinya, setelah dibacakan yasiin untuk ayah ayahpun menutup mata untuk selamanya.
Selamat jalan ayah. aku akan selalu mendoakan ayah. kita akan berkumpul kembali disurga. aku akan menjaga ibu dan adikku. aku sayang ayah..
Sekarang (2012) aku melanjutkan kuliahku.. aku harus bekerja untuk mendapatkan biaya kuliahku sendiri...
2012 februari 12. maafkan aku ayah. Aku telah berusaha mencari pekerjaan, namun tidak kudapatkan. aku terpaksa istirahat kuliah. telah kupertimbangkan, aku memang harus membantu ibu untuk mencari biaya sekolah adik, jika aku tetap kuliah maka ibu akan letih mencari biayanya.
Ayah jangan kecewa, karena yang kuinginkan adalah ibu dan adik bahagia...
Ayah...16 april 2012 aku diterima bekerja di Puskesmas.. meski hanya dalam status honor namun aku yakin ayah bangga. seandainya saja ayah masih ada bersama kami,, Ayah pasti akan sangat bahagia.
Ayah tadi aku memberi tau tentang hal ini kepada ibu,, Ibu sangat bahagia sekali namun terlintas sedih dihati kami, terlihat senyum yang tertahan karna kami merindukanmu... saat ini ingin sekali rasanya aku memeluk ayah dan akan ku katakan Terima kasih ayah....
juni 2012,,,
Ayah.... sekarang aku telah mencoba membuka usaha........ ayah pasti senang melihatnya.. aku buka praktek.. aku dibimbing oleh kak FAISHAL.. dia adalah kakak sekaligus temanku di puskesmas.. meski sekarang belum begitu ramai dikunjungi, namun aku akan sabar dan aku selalu bersyukur..
Ayah.. menjelang puasa tahun ini kami sangat merindukan ayah.. biasanya kita selalu berbuka bersama... dan tahun ini entah bagaimana rasanya jika tanpa ayah disamping kami..
Do'a kami akan selalu beserta ayah.. takkan putus do'a ananda panjatkan.. semoga ayah selalu tenang disurga.. ayah takan kecewa memilki anak seperti kami...
percayalah ayah,,,,,,,
Ayah... Ayah pasti telah nyaman di surga..
Oia,....ayah...08 September 2012 nanti aku akan mengikuti tes CPNS di sumatera barat, aku mohon restu dari ayah semoga aku lulus hingga aku bisa bahagiakan ibu dan adikku...
Semoga ayah tidak akan kecewa... karena aku akan brusaha sekuat tenaga dengan semua kemampuanku,...
Ayah 4 september 2015 aku menikahi seorang gadis,,, namanya ANGGUN FEBRI AYU.. dia seorang perawat gigi... saat ini 2 januari 2016.. istriku sedang hamil 3 bulan... semoga kami akan senantiasa bersama dunia dan akhirat,,,,, amin...
.
Aku dilahirkan pada hari minggu, 25 September 1988. Aku diberi nama MERI YULIANTO oleh ayah... semenjak kecil Aku dan kakakku yang bernama WILA YULIDAR telah terbiasa ditinggal, karena ayah dan ibu harus pergi ke kebun yang kira-kira 3 jam perjalanan dengan mobil dan ditambah 2 jam jalan kaki. aku dan kakak tinggal bersama Nenek. ayah dan ibu pulang satu minggu dalam satu bulan.
Aku juga punya adik perempuan namanya VISKA TRIVINIA. kami tiga bersaudara, kami tinggal di BELUI, sebuah desa yang berada di Kecamatan Depati VII, Kabupaten kerinci, Provinsi Jambi. kami menuntut ilmu seperti teman-teman yang lain, aku selalu ingat pesan ayah "MESKI AYAH HANYA SEORANG PETANI, TAPI ANAK AYAH HARUS SAMA DENGAN ANAK-ANAK YANG LAIN" aku dan kakak adalah siswa di SMA Negeri 1 Sungai penuh yang merupakan SMA favorit di kabupaten KERINCI, dan adikku murid SD Negeri 63/III Belui.
2006, saat aku menyelesaikan sekolahku di SMA Negeri 1 sungai penuh, aku mendapatkan surat undangan untuk kuliah di Universitas Bung Hatta Padang Sumatera Barat dengan jurusan TEKNIK ARSITEKTUR. namun saat kuperlihatkan surat itu kepada ayah, ayah sedikitpun tidak memberikan tanggapan, tidak tau mengapa ayah terdiam. aku bingung dan menundukkan kepala, lalu aku bertanya "Kenapa yah? Ayah tidak suka?" ayah tetap saja terdiam, kuarahkan mataku dan menatap ayah, seketika mata ayah berlinang, ayah berkata "Ayah bangga punya anak sepertimu, namun ayah minta maaf, karena ayah tidak bisa menuruti kehendakmu untuk kuliah diluar kota, ayah tidak punya biayanya", dengan rasa sedih dihatiku, kucoba layangkan senyum sambil memeluk ayah dan kukatakan "yah,, ini cuman sekedar undangan, anggap saja ini adalah bukti bahwa anak ayah juga pantas untuk kuliah diluar daerah seperti anak-anak yang lain". ayahpun memelukku.
Semenjak saat itu, takpernah kubicarakan lagi masalah kuliah didepan ayah, hingga akhirnya tidak adalagi penerimaan disetiap Universitas. aku yang sangat menyenangi pekerjaan yang berhubungan dengan gambar, berharap nanti bisa menjadi seorang arsitek sudah tinggal harapan saja.
Dalam keadaanku yang sangat membingungkan, kucoba mencari tempat les komputer yang kuharap bisa menjadi modal untuk membuka usaha kecil-kecilan. akhirnya kuputuskan untuk menjalani pendidikan di LP3N yang masih di kabupaten kerinci, namanya profesi komputer, yang lama pendidikannya 1 tahun, ayahpun setuju.
Disana, akubelajar berbagai hal tentang komputer, mulai dari merakit, install sampai kukuasai beberapa program. namun aku sering telat membayar uang SPP, karena pada saat itu harga kopi hanya cukup untuk biaya hidup kami. karena malu, akhirnya setelah 7 bulan disana akuputuskan untuk berangkat ke tempat kakak sepupuku di Jawa Barat.
Nama kakak sepupuku adalah PIRMAN IRAWAN, ia adalah anak dari kakak ibuku. bekerja sebagai TNI di Batalyon 323 raider kostrad banjar jawa barat. disana aku mengikuti tes penerimaan Tamtama TNI, setelah berkas untuk tes siap, akupun berangkat ke Garut. Aku mendaftarkan diri di Korem Garut, namun aku ditolak karena tinggi badanku yang hanya 162cm. aku kembali ke rumah dan kuceritak ke kakak sepupuku, ia berkata "kamu harus tetap olahraga dan latihan, mudah mudahan penerimaan TNI berikutnya tinggibadanmu sudah mencukupi".
Berbagai macam obat telah ku konsumsi termasuk terapi. namun tinggi badanku tidak juga bertambah. 11 bulan sudah aku berada di bandung, aku temenung memikirkan masadepanku, didalam hatiku berkata " teman-teman sekolahku sudah kuliah semester 3, sedangkan aku belum apa-apa".
Rasa bingung kembali menyiksaku, tidak tau harus bagaimana. tiba-tiba ada telepon dati ayah, didalam pembicaraan itu ayah meminta aku untuk pulang, ayah ingin aku kuliah di Akademi Keperawatan Bina Insani Sakti Kerinci. Namun ayah memberikan 1 syarat kepadaku yaitu ayah hanya mencari biaya untuk kuliahnya saja dan untuk biaya harian (ongkos,makan dll) aku harus cari sendiri. tampa berpikir panjang aku lansung menyetujuinya.
Aku pulang dari Jawa, beberapa bulan menjelang terbukanya pendaftaran di Akper aku mempersiapkan alat-alat untuk membuka usaha kecil-kecilan dirumah. aku memilih untuk membuka cetak foto dari Hp,kamera digital dan service Hp yang juga sempat kupelajari dari teman kakak sepupuku sewaktu di Jawa, namanya BAMBANG ANIS SETIAWAN, ia adalah pelatih Karate di Batalyon kakak sepupuku. Alhamdulillah, awal terbukanya usahaku ini aku mendapatkan hasil yang lumayan.
Juli 2008 aku mengikuti tes di Akper, dan aku diterima. Dengan tekad yang sangat kuat, mengingat orangtua yang begitu sulit mencari biaya kuliahku akhirnya aku mendapatkan Beasiswa PPA (Prestasi Penunjang Akademik) sebesar 3,6jt. beasiswa ini kuserahakan untuk melunasi uang pembangunan yang sebelumnya baru dibayar 1/2 oleh ayah.
Di Akper aku bertemu dengan seorang dosen yang sangat baik, namanya YEFRIZAL, S.Kep, MKes. aku sering memanggilnya pak yef, beliau sangat baik terhadapku, terkadang beliau memberikan pekerjaan kepadaku seperti pembuatan IDcard. dalam 1 kali pembuatan IDcard untuk 120 org mahasiswa aku mendapatkan upah 1,6juta, dan itu tetap kuberikan ke kampus sebagai tambahan biaya kuliah. namun itu hanya dapat kukerjakan 2 kali penerimaan mahasiswa baru, karena beliau yang dulunya PUDIR 3 bagian Kemahasiswaan telah Menjadi Pudir 1 bagian Akademik. beliau terkadang juga memberikan jaminan kepada bendahara kampus Akper jika aku harus telat membayar uang praktek.
2011 aku lulus dari Akper, aku ditawarkan pekerjaan di akper tersebut sebagai teknisi labor komputer, namun aku harus melanjutkan kuliah ke S1 keperawatan yang ada di Padang Sumatera Barat dengan biaya sendiri. aku menyetujuinya, berharap aku bisa memperoleh gaji yang bisa menjadi tambahan biayaku di Padang nanti dan saat kuceritakan kepada ayah, ayahpun menyetujuinya.
Aku berangkat ke Padang, kudaftarkan diri untuk melanjutkan kuliah ke S1 keperawatan di STIKES INDONESIA PADANG. 2 bln sudah kujalani masa perkuliahan, namun panggilan dari Akper yang menawarkan pekerjaan belum juga datang. kuberanikan diri untuk menghubungi kampus Akper tersebut, ternyata di Akper sedang dalam proses Akreditasi dan yang dibutuhkan adalah tamatan S1 Komputer.
Kuceritakan semua ini kepada ayah. ayahpun kecewa, karena ayah kembali takut tidak bisa membiayai kuliahku yang jauh lebih besar dibandingkan dengan kuliahku selama di akper. ayah memintaku untuk mencari pekerjaan sambil kuliah di Padang karena kuliahku hanya pada hari Jum'at, Sabtu dan Minggu.
Lebaran haji 2011, aku pulang dari Padang ingin berkumpul dengan keluarga. aku pulang lebih dulu sebelum ayah yang keesokan harinya pulang dari kebun bersama ibu. aku pulang diam-diam tampa memberi tahu ibu dan ayah berharap memberi kejutan kepada mereka. tapi saat ayah turun dari mobil tumpangannya ayah terlihar sakit, tubuh ayah gemetar kedinginan. lansung saja kubawa ayah kekamar, kuberi obat sambil kuukur tekanan darah ayah, saat itu tekanan darah ayah normal.
Kondisi ayah semakin memburuk, perut ayah membengkak. dengan uang yang pas-pasan dan bantuan dari keluarga kubawa ayah ke dokter praktek. aku meneteskan airmata, karena pada saat itu ayah telah di diagnosa sirosis hepatis. kamipun pulang, dirumah kuceritakan bahwa ayah terkena sirosis hepatis, ayah harus istirahat. ibu, kakak, adik dan kakak iparku tidak tau apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang dimaksud dengan sirosis itu.
Ayah menyuruhku untuk berangkat ke Padang mengikuti perkuliahan, karena pada saat itu aku dalam masa ujian. aku menolak, namun ayah tidak ingin aku berhenti kuliah. aku berangkat ke Padang. selesai ujian kamipun belajar tentang sirosis hepatis, penyakit yang sedang diderita oleh ayah. akupun terdiam setelah salah seorang dosen mengatakan bahwa tanda-tanda gangguan hati akan muncul jika fungsi hati tinggal 20% dan satu-satunya jalan untuk mengobati pasien dengan srosis adalah dengan cangkok hati yang membutuhkan biaya sangat mahal, airmataku menetes memikirkan keadaan ayah.
Adikku menelepon, ia mengatakan bahwa ibu telah berangkat kekebun sendirian, karena saat itu tidak ada lagi uang untuk beli obat ayah dan biaya sehari-hari. aku sungguh tidak menyangka bahwa ibu berani sendirian di kebun, akupun pulang yang kebetulan libur natal dan tahun baru.
Sesampai dirumah, kulihat kondisi ayah sudah agak membaik hingga kuputuskan untuk menyusul Ibu di kebun. 1 minggu aku menemani ibu di kebun memetik kopi, akhirnya kami pulang untuk membeli obat ayah dan lansung pulang ke rumah. tapi ternyata kondisi ayah sangat buruk. aku menangis, ayah minta dibawa berobat ke padang sedangkan kami hanya membawa uang 600rb dari hasil kebun. kuputuskan untuk membawa ayah ke RSU Mayjen H.A Thalib Kerinci dengan kartu Askes yang baru kami minta.
Dirumah sakit, ayah di diagnosa sirosis oleh salah seorang dokter spesialis penyakit dalam dan ayah diminta untuk rawat jalan saja. kami bertanya mengapa dengan kondisi separah ini kami diminta untuk rawat jalan. Salah seorang perawat yang mengetahui bahwa aku adalah seorang perawat bercerita, dia mengatakan pengalamannya selama bekerja di RS, pasien dengan sirosis hepatis tidak akan bertahan lama dan akan sia-sia jika dibawa ke Padang karena akan memperburuk keadaan ayah. setelah itu Kepala ruangan Interne juga mengatakan hal yang sama dan mengatakan butuh dana yang banyak untuk cangkok hati dan itu di luar negeri.
Sesaat setelah itu aku kembali ke Ruangan tempat dimana ayah dirawat, kucium dan kupeluk ayah, tampa sedikitpun airmata yang menetes dipipiku karena aku tak ingin ayah bersedih.
Aku sudah taksanggup menahan ini sendirian, kuceritakan semua tentang penyakit yang ayah alami kepada keluarga terdekat selain ibu dan adikku yang kuanggap belum siap untuk menerima semua ini. kami semua menangis, namun dihatiku berkata bahwa semunya hanya tuhanlah yang tau.
Saat kuajak ayah pulang dari rumah sakit, ayah menangis dan berkata "mungkin dokter sudah taksanggup lagi mengobati ayah". aku tertunduk sambil menahan airmataku dan aku menjawab "tidak ayah, ayah akan lebih aman dirumah, karena di rumah sakit terlalu banyak penykit yang mudah menular ke tubuh ayah" ayah hanya terdiam.
Beberapa hari dirumah, kondisi ayah tampak membaik, dibantu dengan pengobatan herbal dan obat dari dokter. 1 minggu sudah ayah kurawat dirumah, kami yang selalu tidur berdekatan Ayah, Ibu dan aku. tiba-tiba saja ibu membangunkanku yang tertidur karena semalaman menemani ayah meminta aku untuk mengukur tekanan darah ayah karena kondisi badan ayah yang digin, aku sungguh terkejut, tekanan darah ayah yang biasanya 120/80 MmHg saat itu turun menjadi 90/p MmHg.
Adzan Dzuhur berkumadang, segera kuambil wudhu dan shalat. selesai shalat kupanjatkan do'a kepada Allah swt "ya allah, jika memang engkau menghendaki ayah hamba untuk kembali kepadamu, maka hamba merelakannya ya allah. hamba tidak tega melihat ayah hamba menderita. dan jika belum ya allah, maka tunjukkan hamba jalan".
selesai shalat aku kembali duduk disamping ayah dan mengukur tekanan darah ayah, saat itu tekanan darah ayah telah turun menjadi 80, dan 15 menit kemudian turun menjadi 70, Ibu yang menangis disampingku sempat ditedur oleh ayah "tidak usah menangis, tidak apa-apa". aku bertanya kepada ayah "yah, apa yang sakit?" ayah menjawab "tidak terasa sakit nak, cuman sedikit gatal di kerongkongan", aku menanyakan kembali "perut ayah sakit "tadinya sakit, tapi sekarang tidak lagi".
Saat itu airmataku menetes, kucium ayah, dan kuajarkan untuk mengucapak kalimat sahadat "ashaduallailahaillallah" berulangkali dan ayahpun mengikutinya, setelah dibacakan yasiin untuk ayah ayahpun menutup mata untuk selamanya.
Selamat jalan ayah. aku akan selalu mendoakan ayah. kita akan berkumpul kembali disurga. aku akan menjaga ibu dan adikku. aku sayang ayah..
Sekarang (2012) aku melanjutkan kuliahku.. aku harus bekerja untuk mendapatkan biaya kuliahku sendiri...
2012 februari 12. maafkan aku ayah. Aku telah berusaha mencari pekerjaan, namun tidak kudapatkan. aku terpaksa istirahat kuliah. telah kupertimbangkan, aku memang harus membantu ibu untuk mencari biaya sekolah adik, jika aku tetap kuliah maka ibu akan letih mencari biayanya.
Ayah jangan kecewa, karena yang kuinginkan adalah ibu dan adik bahagia...
Ayah...16 april 2012 aku diterima bekerja di Puskesmas.. meski hanya dalam status honor namun aku yakin ayah bangga. seandainya saja ayah masih ada bersama kami,, Ayah pasti akan sangat bahagia.
Ayah tadi aku memberi tau tentang hal ini kepada ibu,, Ibu sangat bahagia sekali namun terlintas sedih dihati kami, terlihat senyum yang tertahan karna kami merindukanmu... saat ini ingin sekali rasanya aku memeluk ayah dan akan ku katakan Terima kasih ayah....
juni 2012,,,
Ayah.... sekarang aku telah mencoba membuka usaha........ ayah pasti senang melihatnya.. aku buka praktek.. aku dibimbing oleh kak FAISHAL.. dia adalah kakak sekaligus temanku di puskesmas.. meski sekarang belum begitu ramai dikunjungi, namun aku akan sabar dan aku selalu bersyukur..
Ayah.. menjelang puasa tahun ini kami sangat merindukan ayah.. biasanya kita selalu berbuka bersama... dan tahun ini entah bagaimana rasanya jika tanpa ayah disamping kami..
Do'a kami akan selalu beserta ayah.. takkan putus do'a ananda panjatkan.. semoga ayah selalu tenang disurga.. ayah takan kecewa memilki anak seperti kami...
percayalah ayah,,,,,,,
Ayah... Ayah pasti telah nyaman di surga..
Oia,....ayah...08 September 2012 nanti aku akan mengikuti tes CPNS di sumatera barat, aku mohon restu dari ayah semoga aku lulus hingga aku bisa bahagiakan ibu dan adikku...
Semoga ayah tidak akan kecewa... karena aku akan brusaha sekuat tenaga dengan semua kemampuanku,...
Ayah 4 september 2015 aku menikahi seorang gadis,,, namanya ANGGUN FEBRI AYU.. dia seorang perawat gigi... saat ini 2 januari 2016.. istriku sedang hamil 3 bulan... semoga kami akan senantiasa bersama dunia dan akhirat,,,,, amin...
.